Mei 16, 2014

MERS-CoV, Penyakit Baru yang Mengancam Dunia


Satu lagi jenis penyakit baru yang muncul dan berpotensi menjadi epidemi (penyakit yang timbul sebagai kasus baru) global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan penyebaran virus Syndrome Pernafasan Timur Tengah (MERS) berpotensi serius, tapi belum menjadi darurat kesehatan global.


 Sebelum itu, mari kita simak pengertian MERS terlebih dahulu. Dikutip dari www.depkes.go.id Middle East respiratory syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan yang disebabkan suatu virus korona jenis baru (novel coronavirus) sehingga dinamai MERS-CoV pada Mei 2013. Penyakit dengan virus ini pertama ditemukan tahun 2012. Virus Korona adalah keluarga jenis virus yang bisa menyebabkan penyakit dari yang ringan seperti flu biasa hingga parah seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Gejala umum MERS adalah demam, batuk, dan sesak. Pneumuonia (radang paru) dialami sebagian besar pasien. Beberapa pasien yang mengalami diare. Parahnya penyakit dapat menyebabkan pasien tak dapat bernapas sendiri (kegagalan pernapasan). Ada juga pasien mengalami kegagalan fungsi organ seperti gagal ginjal

Kasus pertama MERS-CoV, ditemukan pada pasien yang mengalami pneumonia (radang paru) akut dan gagal ginjal di Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, bulan Juni 2012. Saat itu, tidak terdapat bukti-bukti cukup yang dapat membantu menetapkan sumber penyakit ini. WHO bekerja sama dengan negara-negara dan mitra untuk terus menyelidiki sumber penyakit ini serta rute penularannya.

Negara-negara yang telah melaporkan adanya kasus MERS (confirmed) adalah (Timur Tengah); Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan Yaman (Eropa);Prancis, Jerman, Yunani, Italia,Inggris (Afrika); . Tunisia dan Mesir (Asia); Malaysia dan Filipina serta Amerika Serikat.

Dari seluruh dunia, sejak kasus pertama ditemukan hingga 9 Mei 2014, WHO menerima laporan 536 kasus MERS-CoV yang telah mendapatkan konfirmasi berdasar tes laboratorium, termasuk di antaranya 145 meninggal.

Pencegahan dan Pengobatannya
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.
Pencegahan dengan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit.


Irwanto

0 komentar:

Posting Komentar