Satu lagi jenis penyakit baru yang
muncul dan berpotensi menjadi epidemi (penyakit yang timbul sebagai kasus baru)
global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan penyebaran virus
Syndrome Pernafasan Timur Tengah (MERS) berpotensi serius, tapi belum menjadi
darurat kesehatan global.
Gejala umum MERS adalah demam, batuk, dan sesak.
Pneumuonia (radang paru) dialami sebagian besar pasien. Beberapa pasien yang mengalami
diare. Parahnya penyakit dapat menyebabkan pasien tak dapat bernapas sendiri
(kegagalan pernapasan). Ada juga pasien mengalami kegagalan fungsi organ
seperti gagal ginjal
Kasus pertama MERS-CoV, ditemukan pada pasien yang
mengalami pneumonia (radang paru) akut dan gagal ginjal di Jeddah, Kerajaan
Arab Saudi, bulan Juni 2012. Saat itu, tidak terdapat bukti-bukti cukup yang
dapat membantu menetapkan sumber penyakit ini. WHO bekerja sama dengan
negara-negara dan mitra untuk terus menyelidiki sumber penyakit ini serta rute
penularannya.
Negara-negara yang telah melaporkan adanya kasus MERS
(confirmed) adalah (Timur Tengah); Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi
Arabia, Uni Emirat Arab, dan Yaman (Eropa);Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris (Afrika); . Tunisia dan Mesir (Asia); Malaysia dan Filipina serta Amerika Serikat.
Dari seluruh dunia, sejak kasus pertama ditemukan
hingga 9 Mei 2014, WHO menerima laporan 536 kasus MERS-CoV yang telah
mendapatkan konfirmasi berdasar tes laboratorium, termasuk di antaranya 145
meninggal.
Pencegahan dan Pengobatannya
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral
yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari
kondisi pasien.
Pencegahan dengan PHBS (pola hidup bersih dan sehat),
menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan
tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk
ketika sakit.
0 komentar:
Posting Komentar