Mei 06, 2014

Kebijakan yang merugikan Mahasiswa

Berbicara mengenai fasilitas kampus, sangat disayangkan ketika dari Kabagmawa (Kepala Bagian Mahasiswa) mengatakan bahwa penggunaan Gedung Auditorium Djazman tidak diizinkan pada hari minggu atau hari libur lainnya (tanggal merah).

Sungguh sangat disayangkan. Ini berarti ada indikasi mahasiswa boleh bolos kuliah karena harus mengadakan kegiatan seminar, workshop, talkshow, dan sejenisnya, saat bukan hari libur atau hari kuliah masih aktif. Sekalipun itu kebijakan dari rektorat, yang alasannya karena diluar jam kerja staf/karyawan yang mengelola gedung, maka kami dari mahasiswa siap untuk menggaji karyawan yang memang bekerja di luar jam kerjanya. Namun jika yang menjadi alasan selanjutnya seperti ini; “jika mereka kalian gaji atau mereka yang menarik tarif kepada kalian, itu namanya pungli, dan itu bisa menimbulkan kecemburuan dengan staf yang lain,” ini sungguh menjadi alasan yang sebenarnya masih menyisakan kejanggalan di hati.

Ini adalah ungkapan salah satu pihak yang merasa dirugikan. Kalau sudah seperti itu, berarti memang ada masalah dengan internal birokrasi. Nah, yang perlu kita ambil benang merah sebenarnya; permasalahan itulah yang secara tidak langsung merugikan mahasiswa. Kenapa harus dibatasi harinya? Kenapa harus seperti itu kebijakannya? Masih banyak kebijakan lain  yang bisa diterapkan. Pertama, membuat peraturan bahwa karyawan tetap harus bekerja jika gedung dipakai pada hari minggu, lagian tidak setiap minggu kegiatan tersebut ada. Kedua, jika memang tidak boleh menarik tarif karena dianggap pungli atau menimbulkan kecemburuan dengan staf yang lain, maka dibuat saja dana khusus, dimana mereka tidak boleh lagi melakukan pungutan dalam bentuk apapun sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Ketiga, jika masih ketahuan melakukan pungutan liar dan sejenisnya, maka dari pihak rektrorat berhak melakukan black list, baik itu dari pihak staf, maupun dari mahasiswa yang masih memberikan tip atau upah. Bukan hanya auditorium, tapi juga fasilitas lainnya.

Saya rasa itu lebih fair buat semua pihak, tidak ada kecemburuan sosial dengan staf yang lain, karyawan yang bersangkutan tetap mau bekerja, mahasiswa juga tidak dihambat dalam menggunakan fasilitas kampus yang ada. Mari kita kembali membandingkan kebijakan kampus kita dengan kebijakan universitas lain yang tetap memperbolehkan mahasiswanya menggunakan fasilitas kampus sekalipun itu hari minggu atau tanggal merah. Boleh jadi pihak internal mereka juga mengalami permasalahan yang sama. Namun sekali lagi, cara mengambil kebijakan itulah yang membedakannya.

Semoga ini bisa menjadi pertimbangan Rektorat dan Kabagmawa, agar mahasiswa juga tetap bisa menjalankan kegiatan organisasi yang ada dengan fasilitas kampus yang tersedia. Bukan hanya dalam hal gedung, tapi fasilitas yang lainnya, seperti bus. Jika kebijakan yang saat ini masih dipertahankan, maka anggaran dana yang dialokasikan seperti penggunaan gedung, bis, dan sebagainya, menjadi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya karena menghambat kegiatan mahasiswa dari UKM yang ada.[]

0 komentar:

Posting Komentar