Tim Bantuan Medis atau yang lebih akrab dikenal dengan TBM, adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Kedokteran UMS. UKM yang sifatnya cepat tanggap dalam penanganan darurat ini, hari senin (28/04/14) di lantai 1 ruang poliknik FK UMS, mengadakan acara yang bakti sosial donor darah. Kegiatan yang berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang ini berhasil mengumpulkan 30 kantong darah. “Sebenarnya masih banyak peserta yang terdaftar tapi tidak bisa ikut mendonorkan darah, hal ini karena kantong darah yang kebetulan terbatas hari itu. Ada sekitar 16 orang yang terpaksa tidak jadi mendonorkan darahnya.” Demikian menurut ketua TBM, Reza Gusni Saputra.
Ini
merupakan kegiatan donor darah pertama yang diadakan oleh TBM Gyrus FK UMS yang bekerjasama
dengan PMI Surakarta. Rencananya mereka akan mengadakan kegiatan donor darah
setiap 3 bulan sekali. Otomatis selama 1 periode kepengurusan ada sebanyak 4
kali kegiatan donor darah. Selanjutnya akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus,
sedikit mundur dari jadwal yang ditetapkan mengingat bulan Juli mahasiswa libur
akademik. Untuk mengantisipasi banyaknya para pendonor yang akan mendonorkan
darahnya, kedepan dari pihak PMI akan mengusahakan untuk menyediakan kantung
darah lebih banyak lagi, sekitar 100 kantung.
Harapan dari
teman-teman TBM, semoga dengan diadakannya kegiatan donor darah ini, dapat
meningkatkan kepedulian kita kepada sesama. Ada banyak masyarakat di luar sana
yang membutuhkan pertolongan kita, sedikit saja darah yang kita sumbangkan
sangat membantu kehidupan mereka. Juga masukan dari peserta donor yang tidak
sempat mendonorkan darahnya karena kantung yang sudah habis agar panitia lebih
cepat tanggas, sejak acara dimulai untuk mengumumkan jatah kantung yang
tersedia agar tidak membatalkan peserta yang sudah terlanjur mendaftar.
Kalau
melihat antusias mahasiswa, khususnya mahasiswa FK, tidak sedikit dari mereka
yang ingin mendonorkan darahnya, mungkin ini bisa menjadi tempat untuk melatih
keterampilan skill mereka dengan melihat bagaimana petugas PMI memasukkan jarum
untuk mengambil darah melalui intra vena. Ada yang unik ketika mereka menemukan
pendonor yang daranya merupakan resus negatif (-). Ini merupakan resus
minoritas alias resus yang langka, sehingga saat seseorang kekurangan darah,
mereka harus mencari golongan darah yang sama dengan resus yang sama pula.
Namun demikian bagi para calon praktisi medis, kegiatan ini tidak semata untuk
meningkatkan kepedulian sosial, tapi juga menambah wawasan buat mereka untuk
memahami prosedur tranfusi darah. Seiring dengan perkembangan zaman, tranfusi
darah tidak semata hanya karena golongan darah yang sama, tapi lebih spesifik
lagi harus melihat resusnya. Sehingga, istilah yang dulu (mungkin) pernah kita
dengar, ada donor universal dan resipien universal itu sudah tidak
berlaku lagi.
Berita Oleh : Iwan
Mariono
0 komentar:
Posting Komentar