Juni 14, 2013

SABAR GORKY TUNA DAKSA PENAKLUK ELBRUS


Beberapa hari ini mahasiswa fakultas kedokteran UMS di gemparkan oleh sesosok yang fenomenal. Bergelantungan dengan seutastali di dinding. Menaklukkan gedung kampus FK UMS dari sisi kesisi dengan hanya memiliki satu kaki. Beliau melakukan pekerjaan mengecat dinding sebelum peresmian bulan lima mendatang.
Beliau adalah Sabar Gorky seseorang yang terkenal sebagai tuna daksa berkaki satu penakluk ketinggian Indonesia bahkan Dunia. Banyak yang membicarakan beliau namun ragu untuk memastikanya. Pukul lima sore disela istirahat setelah selesai mengecat. Koran Limfosit menemuinya dan berbincang-bincang.
Satu pertanyaan yang membuat mahasiswa penasaran terlontar. Apa benar anda Sabar Gorky, dan jika memang benar kenapa anda mengecat di sini? Dengan senyuman dan keramahanya sabar menjawab “ya benar saya Sabar Gorky. Apa salah saya mengecat di sini?” Sabar berbalik bertanya.“ Tujuan utama saya di sini bukan untuk mengecat dan mencari uang namun untuk membagi ilmu saya (panjat tebing dan bergelantungan) kepada teman-teman saya, namun ada seseorang yang membutuhkan saya jadi serambi berbagi ilmu sekalian menghasilkan. Makanya saya ada di sini.” Jelas Sabar.
Setelah satu jam Koran Limfosit berbincang, Sabar Gorky banyak bercerita dan berbagi pengalamanya. Sabar Goky merupakan seorang tuna daksa beliau kehilangan seluruh kaki kanannya pada tahun 1996. Pada waktu itu Sabar sedang melakukan perjalanandari Solo, Bandung lalu ke Jakarta dengan naik kereta. Ketika kembali ke Solo Sabar terpeleset dari kereta tepatnya di stasiun Karawang yang mengakibatkan kakinya tergilas.
Pada usia 23 tahun Sabar mendapat tawaran dari temanya untuk bekerja membersihkan dan merawat kaca gedung tinggi yang berada di kota Solo. Sabar menerima tawaran tersebut walaupun dengan gaji yang pas-pasan dengan menaruhkan nyawa Sabar merasa bersyukur masih ada orang yang mengganggapnya. Berawal dari situ Sabar mulai mempelajari ilmu panjat tebing yang berhubungan dengan tali menali.
Kebiasaan membuatnya menjadi ahli dibidang tersebut hingga pada suatu saat Sabar memiliki keinginan untuk mendaki gunung. Namun karena kekurangan yang dimiliki sabar harus berlatih cukup lama. “Saya pada awal sebelum mendaki gunung harus berlatih selama 6 bulan baru diperbolehkan mendaki” jelasSabar.
Namun karena keinginan dan tekat yang kuat akhirnya Sabar mulai mendaki gunung yang ada di Indonesia. Beberapa gunung yang dapat ia taklukkan adalah gunung Merapi, Merbabu, Lawu, Sindoro, Sumbin, Semeru, Rinjani, Gededan Pangrango. Lalu sabar mencoba untuk mendaki beberapa gunung tertinggi di Dunia seperti gunung Kilimanjaro gunung tertinggi di Afrika dan gunung Elbrus yang merupakan gunung tertinggi di benua Eropa. Bukan hanya itu dia juga pernah menjadi juara panjat dinding “selain manjat gunung saya juga pernah juara panjat dinding di Korea Selatan dan juara empat kejuaraan para climbing di Prancis”.
Sabar mencapai puncak Elbrus tepat pukul 16.00 waktu setempat pada tanggal 17 Agustus 2011 yang menuliskan sejarah bahwa dia adalah pendaki bahkan pencapai puncak Elbrus pertama yang hanya memiliki sebelah kaki.
 Dari kegigihanya dalam mendaki puncak Elbrus teman-temanya dari Moskow menyematkan nama penghargaan kepadanya yaitu Gorky, sesuai nama legendaries Moskow Alexey Maximovich Peshkov yang di panggil Gorky Karena kegigihan menjalani berliku-liku kehidupnya.
Berkat kesuksesannya tersebut Sabar mendapat beberapa penghargaan dan sambutan yang luar biasa dari bapak Presiden Indonesia. “Saya merupakan orang cacat yang tidak memiliki kaki pertama yang sampai di puncak Elbrus, lalu bapak presiden Susilo Bambang Yudhoyono menelpon saya ketika saya di puncak, namun karena kami harus turun kembali sehingga pak presiden dapat berbicara dengan saya ketika di ketinggian 3.000 meter setelah kami turun dari puncak yang hampir memiliki ketinggian 5.000 meter”. Cerita Sabar.

Beberapa pesan juga disampaikan oleh Sabar Gorky kepada mahasiswa FK UMS “Teruslah belajar menempuh ilmu hingga menjadi dokter. Jika sudah menjadi dokter jangan lupa berinteraksi sosial yang baik kepada masyarakat. Ya setidaknya senyum seorang dokter saja sudah bias mengobatisi pasien. [BHW/Re]

1 komentar: